Pemkab Tangerang Tanggapi Sanksi KLH: Langkah Strategis Pengelolaan Sampah

0
77
Kepala DLHK Kab. Tangerang.

Harianjeteng.com – Alih-alih hanya memandang sanksi administratif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai tekanan, Pemerintah Kabupaten Tangerang menjadikannya momentum strategis untuk melakukan transformasi menyeluruh dalam pengelolaan sampah.

Sebagai salah satu dari 343 daerah yang dikenai sanksi, Kabupaten Tangerang bergerak cepat menyiapkan peta jalan pembenahan, tak hanya di tingkat teknis, tetapi juga menyasar partisipasi masyarakat sebagai aktor utama dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Fachrul Rozi, menyampaikan bahwa sanksi yang diterima bukan semata bentuk hukuman, melainkan sebagai pengingat akan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

“Kita tidak bisa bergerak sendiri. Tantangan ini menuntut sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan komunitas lingkungan,” ujarnya, Sabtu, 17 Mei 2025.

Sejumlah langkah konkret telah ditempuh. TPA Jatiwaringin yang selama ini menerapkan open dumping sedang dalam proses transisi menuju sistem sanitasi ramah lingkungan. Pemerintah juga mengakselerasi pembangunan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) di tiap kecamatan untuk memperkuat pemilahan dan daur ulang sampah dari sumbernya.

Tak hanya itu, Satgas Pengelolaan Sampah telah dibentuk di berbagai zona utara, tengah, dan barat. guna memantau progres lapangan dan menyerap aspirasi warga. Pemkab Tangerang juga tengah menyusun revisi dokumen lingkungan hidup yang ditargetkan rampung bulan ini.

“Target 180 hari bukan semata tenggat administratif. Ini adalah tonggak evaluasi: apakah kita siap bertransformasi atau terus tertinggal dalam isu lingkungan,” tambah Fachrul.

Ia juga menekankan bahwa edukasi publik akan menjadi kunci.

“Jika masyarakat terlibat aktif, bukan tidak mungkin Kabupaten Tangerang bisa menjadi model nasional dalam pengelolaan sampah partisipatif,” tutupnya.

Langkah ini menjadi harapan baru bagi daerah yang selama ini dibayang-bayangi persoalan sampah kronis. Kini, tantangannya bukan hanya menyusun rencana, tapi memastikan seluruh elemen bergerak dalam satu visi: lingkungan bersih dan masa depan yang lebih lestari.