UPY Wujudkan Ketangguhan Sekolah Lewat PKM Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana di SD Muhammadiyah Sapen

0
7
UPY Wujudkan Ketangguhan Sekolah Lewat PKM Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana di SD Muhammadiyah Sapen

Yogyakarta, Harianjateng.com – Komitmen Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) dalam mewujudkan masyarakat tangguh bencana diwujudkan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SD Muhammadiyah Sapen. Program ini menggandeng SD Muhammadiyah Sapen sebagai mitra pelaksana, dan menjadi salah satu langkah konkret UPY dalam mendukung penguatan kesiapsiagaan bencana sejak usia sekolah.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPY, sejalan dengan peta jalan (roadmap) pengabdian kampus dalam pengembangan wilayah tangguh bencana. Tim pelaksana PKM Prodi PGSD UPY diketuai oleh Dr. Zela Septikasari, M.Sc., M.Pd., dengan anggota tim: Dr. Nigrum Perwitasari, M.Pd., Deri Anggraini, M.Pd. serta mahasiswa pendamping Riski Bahtiar.

Program SPAB di SD Muhammadiyah Sapen dilaksanakan dalam lima rangkaian pertemuan, setiap hari Rabu mulai 14 Mei hingga 11 Juni 2025. Setiap sesi dirancang untuk membangun pengetahuan dan keterampilan tentang kesiapsiagaan bencana. Hari Pertama (14/5) diawali dengan pretest, pengantar konsep SPAB, dan analisis risiko bencana di lingkungan sekolah. Kegiatan ini meliputi kajian sejarah bencana lokal, identifikasi ancaman, serta penilaian tingkat kerentanan dan kapasitas sekolah.

Hari Kedua (21/5) difokuskan pada penyusunan Rencana Aksi Sekolah, baik dari aspek struktural (penguatan sarana prasarana) maupun non-struktural (kurikulum kebencanaan, peran warga sekolah, dan manajemen risiko).

Hari Ketiga (28/5) dilanjutkan dengan pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah serta penyusunan Prosedur Tetap Tanggap Darurat (Protap), sistem peringatan dini, dan rencana evakuasi berdasarkan ancaman bencana prioritas.

Hari Keempat (4/6) diisi dengan kegiatan Table Top Exercise (TTX) untuk mensimulasikan skenario bencana dan menguji kesiapan semua unsur sekolah.

Hari Kelima (11/6) ditutup dengan simulasi bencana gempa bumi yang melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga tenaga kependidikan.

Kepala SD Muhammadiyah Sapen, Munirul Amin, S.Sos.I., M.Si., menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya atas kolaborasi ini. “Terimakasih kepada Tim PKM LPPM Universitas PGRI Yogyakarta atas implementasi program SPAB di sekolah kami. Kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana di SD Muhammadiyah Sapen sangat bermanfaat bagi warga sekolah, khususnya siswa agar dapat mengetahui dengan baik penanggulangan bencana. Warga sekolah jadi lebih paham tindakan yang dilaksanakan pada saat sebelum terjadi bencana, pada saat bencana, dan setelah terjadi bencana. Warga sekolah sangat antusias, bersemangat, dan berkolaborasi dalam pelaksanaaan pelatihan, khususnya pada saat simulasi bencana. Semoga kegiatan PKM SPAB di SD Muhammadiyah Sapen dapat dilaksanakan secara berkelanjutan”, ujarnya.

Ketua Tim PKM, Dr. Zela Septikasari, M.Sc.,M.Pd. menekankan bahwa implementasi program SPAB ini merupakan langkah awal menuju kemandirian sekolah dalam menghadapi risiko bencana.

“Kolaborasi PKM Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana di SD Muhammadiyah Sapen bersama dengan Tim PKM LPPM Universitas PGRI Yogyakarta merupakan awal kolaborasi dan penting untuk menjaga keberlangsungan dari program SPAB dari Rencana Aksi Sekolah tentang penanggulangan bencana yang harus dilaksanakan sekolah untuk mewujudkan ketangguhan. Terimakasih kepada Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru dan Karyawan, siswa dan semua warga sekolah yang telah mensukseskan program SPAB di SD Muhammadiyah Sapen”, jelasnya.

Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana di SD Muhammadiyah Sapen merupakan PKM pioneer terkait dengan Penanggulangan Bencana di level sekolah. Harapannya semakin banyak sekolah yang dapat mengimplementasikan SPAB bersama dengan tim PKM LPPM Universitas PGRI Yogyakarta untuk mewujudkan ketangguhan sekolah dalam menghadapi bencana. Kolaborasi multi pihak juga diharapkan agar pelaksanaan SPAB dapat dilaksanakan dengan maksimal sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana. (Red-HJ1/Heri).