Kendal, Harianjateng.com- Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat muslim se-Dunia setelah melaksanakan ibada Puasa Ramadan selama satu bulan penuh sebagai salah satu rukun islam yang harus dipenuhi, sekaligus sebagai tanda telah berakhirnya bulan suci Ramadan.
Dalam rangka menyambut dan merayakan hari Raya Idul Fitri tentunya setiap warga muslim memiliki cara yang berbeda-beda untuk merayakannya, sesuai dengan kultur dan budaya di negaranya masing-masing.
Masyarakat Muslim di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk merayakan hari kemenangan yang setiap tahunnya dilaksanakan pada 1 Syawal, seperti Pawai Obor atau Takbir Keliling, Ziarah ke Makam orang tua yang sudah meninggal dunia atau ke makam leluhur, Mudik atau pulang kampung bagi masyarakat yang bekerja di luar daerah untuk berkumpul bersilaturahim dengan kerabat keluarga.
Pawai Obor atau Takbir Keliling
Kegiatan ini dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri tepatnya pada malam hari raya, yang mana masyarakat beramai-ramai membawa obor api mengelilingi kampung atau kota dengan meyerukan bacaan takbir.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat muslim di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah, yang mana pada malam Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah Tahun 2025 juga melakukan pawai obor atau takbir keliling. Selain masyarakat umum biasa, acara ini juga dihadiri oleh pemimpin daerah dalam hal ini adalah Bupati Kendal.
Ziarah ke Makam Orang Tua yang Sudah Meninggal atau ke Makam Leluhur
Tradisi ini biasanya dilakukan sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri atau setelah Sholat Idul Fitri untuk mendoakan orang tua atau leluhur yang sudah meninggal dunia, sekaligus untuk mengenang kebaikan-kebaikan almarhum.
Mudik atau Pulang Kampung
Tradisi ini hanya ada di Indonesia, yang mana masyarakat muslim Indonesia dari berbagai daerah yang bekerja merantau di luar kota. Setiap tahunnya saat lebaran Idul Fitri akan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman masing-masing, yang mana pada saat pejalanan pulang sudah diatur oleh Pemerintah Indonesia. Ada yang menggunakan transportasi yang difaslitasi oleh Pemerintah Daeranya masing-masing, dan ada yang menggunakan kendaraan pribadi.
Seperti halnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, pada Mudik tahun 2025 ini telah memfasilitasi masyarakat Kendal yang merantau di luar kota (Jabodetabek) untuk pulang kampung dengan 7 armada bus, yang diharapakan para pemudik bisa pulang ke kampung halaman dengan aman dan nyaman untuk bertemu dengan keluarga tercinta.
Mudik ini tak hanya diartikan sebagai pulang kampung saja, namun lebih dari itu adalah sebagai kekuatan silaturahim ikatan batin antar keluarga, masyarakat, bangsa dan negera. Selain itu sebagai cerminan jati diri bangsa Indonesia yang terus menjujung tinggi akan persatuan dan kesatuan, serta kekuatan besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jadi, perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia memiliki makna yang sangat luar biasa, selain menguatkan iman dan taqwa sebagai bentuk hablu minallah (hubungan dengan Allah SWT) namun juga sebagai bentuk penguatan hablu minannas (hubungan dengan sesama manusia), serta menguatkan persatuan dan kesatuan NKRI.
Penulis : Heri Susanto, S.H. (Masyarakat Kabupaten Kendal)