Aktualisasi Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa  

0
32
Ilustrasi

Harianjateng.com – Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tentu memiliki peranan yang penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, termasuk dalam menghadapi permasalahan sosial seperti pengangguran yang ada di Indonesia. Tingginya angka pengangguran masih menjadi permasalahan yang urgen di Indonesia. Menurut data BPS jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari tahun 2024 adalah 7,195 juta orang. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 790 ribu orang dari tahun 2023 yang berada pada angka 7,989 juta orang. Walaupun demikian, pada tahun 2022 8,40 juta orang dan 2021 sebanyak 8,74 juta orang, hal tersebut menandai bahwa angka jumlah pengangguran mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

 

Dalam realita kondisi kehidupan di masyarakat, kesenjangan ekonomi dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang tergolong minim menjadi masalah utama. Hal tersebut menjadi penyebab banyaknya angka lulusan dari perguruan tinggi maupun sekolah menengah belum bisa terserap dalam lapangan pekerjaan.

 

Kondisi tersebut tidak hanya memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat tetapi juga sangat berpeluang memunculkan bermacam permasalahan sosial, seperti kemiskinan dan kriminalitas. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemecahan masalah yang seirama dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

 

Salah satu pemecahan masalah yang dapat diterapkan untuk permasalahan kesenjangan ekonomi dan minimnya ketersediaan lapangan kerja adalah kewirausahaan. Melalui kegiatan berwirausaha dapat memberikan peluang atau kesempatan untuk seseorang agar bisa menciptakan peluang kerja sendiri tanpa harus bergantung pada sektor lain yang sudah ada.

 

Kegiatan kewirausahaan tentu memiliki kaitan yang erat dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti gotong royong dan kemandirian menjadi dasar dalam menjalanan kewirausahaan yang memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.  Sila pertama menerapkan nilai kejujuran dan integritas dalam berwirausaha. Sila ketiga dan keempat menerapkan pentingnya persatuan dan musyawarah dalam mengembangkan kewirausahaan agar lebih berkembang dan selalu berkelanjutan. Sila kelima, menumbuhkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Dengan menerapkan semangat kewirausahaan yang berdasarkan Pancasila, masyarakat diharapkan agar lebih memiliki sikap mandiri dan melakukan inovasi dalam menciptakan lapangan kerja. Hal tersebut sudah dilaksanakan oleh Kepala SD Negeri Medono 01, Kota Pekalongan Inggit Prasetyo Utami, S.Pd. yang membuka lapangan pekerjaan dengan memproduksi berbagai macam pakaian yang berbahan dasar batik.

 

Kewirausahaan yang dilakukan oleh ibu beranak satu tersebut memberikan dampak yang luar biasa pada warga sekitar. Banyak warga sekitar rumahnya yang sudah menjadi pekerja di rumah produksinya, mulai dari memotong kain, membuat pola, menjahit, hingga distribusi. Hal tersebut tentu menjadi angin segar bagi warga sekitar rumahnya, karena dengan adanya kewirausahaan yang dirintis oleh Ibu Inggit tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga sekitarnya.

 

-Penulis Inggit Prasetyo Utami, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Semarang dan Kepala SD Negeri Medono 01