Kendal, Harianjateng.com- Semangat gotong royong dalam pemberdayaan desa kembali tercermin dalam kegiatan “Desa Binaan” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kecamatan Sukorejo dan Desa Gentinggunung, Kamis (31/7/2025) di Balai Desa Gentinggunung, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal
Kegiatan ini semakin berwarna dengan kehadiran mahasiswa UNNES GIAT 12, yang turut mendampingi TP PKK desa dalam menampilkan potensi lokal, baik dari sektor ekonomi maupun budaya.
Kegiatan tersebut merupakan penilaian program kerja TP PKK yang bertujuan untuk mengembangkan potensi desa, seperti produk UMKM unggulan. Pada acara itu turut dipamerkan berbagai produk-produk UMKM, sehingga mampu menarik perhatian para pengunjung.
Adapun produk-produk yang diangkat oleh TP PKK Desa Gentinggunung bersama mahasiswa UNNES GIAT 12 diantaranya adalah olahan singkong seperti getuk frozen, singkong keju frozen, kripik salome, stik pangsit, kacang sancha inchi, wedang uwuh, susu evaporasi, serta berbagai hasil pertanian lainnya seperti cabai, tomat, waluh, buncis, dan lain-lain.
Acara dibuka dengan pertunjukan kesenian kuda lumping, kesenian khas Desa Gentinggunung, yang memukau tamu undangan dan menjadi simbol kuatnya akar budaya lokal yang terus dijaga keberadaannya.
Ketua TP PKK Desa Gentinggunung, Tatik Rahmah menyampaikan rasa kebahagiaanya, karena semua pihak terkait ikut serta terlibat aktif dalam kegiatan tersebut.
“Kegiatan Desa Binaan ini menjadi nilai plus bagi Desa Gentinggunung. Kolaborasi antara mahasiswa UNNES GIAT 12 dan TP PKK bukan hanya memamerkan hasil pertanian saja, tapi menunjukkan proses pemberdayaan nyata, hal itu busa dilihat dari produk UMKM kami jadi lebih dikenal, dan budaya lokal kembali hidup di tengah masyarakat,” ujar Tatik.
Menurut Tatik, dengan kegiatan ini, Desa Gentinggunung tidak hanya tampil sebagai desa dengan potensi lokal yang kuat, tetapi juga menunjukkan bahwa kemajuan desa dapat dicapai melalui kolaborasi lintas sektoral antara pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi.
Ia menambahkan, dengan semangat kolaboratif dan pemberdayaan, kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk menyelaraskan pelestarian budaya dengan penguatan ekonomi masyarakat desa.
“Bersama UNNES GIAT 12, membangun Indonesia dari desa bukan sekadar slogan, tetapi nyata diwujudkan melalui aksi kolaboratif yang mengakar pada potensi lokal, dan berorientasi pada masa depan desa yang mandiri dan berbudaya,” tutup Tatik mengakhiri penyampaiannya.
Red-HJ99/HR