Muskercab II PCNU Banyumas 2025, Mengejawantahkan Wasiat Ulama dan Meneguhkan Gerak Nyata

0
151

Banyumas, Harianjateng.com – Dari fajar hingga menjelang senja, para pengurus, alim ulama, dan elemen ke-NU-an berkumpul dalam Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II PCNU Banyumas, berempat di Aula dan lingkungan MTs juga MA setempat, Minggu (03/08/2025).

Forum ini bukan sekadar musyawarah kerja, melainkan ladang muhasabah, tempat menabur tekad dan menuai harapan untuk gerak langkah NU yang lebih nyata, lebih terasa, dan lebih berdaya guna bagi umat.

KH. Mughni Labib, Rois Syuriyah PCNU Banyumas, dalam kesempatan itu menegaskan, bahwa Muskercab adalah muhasabah dan penyegaran. Menurutnya Nahdlatul Ulama, juga kebangkitan ulama, bukan diamnya ulama.

Ia juga mengatakan, Musker menjadi titik balik untuk menyambung kembali benang program-program 2023 yang masih terputus, sekaligus merumuskan arah gerak baru hingga akhir masa khidmat 2028. Dalam acara itu, semua lembaga dan Banom NU, Fatayat, Muslimat, Ansor, hingga lembaga ekonomi dan pertanian, didorong bergerak selaras.

Dalam pembukaan, KH. Mughni Labib juga mengingatkan kepada seluruh yang hadir dengan menyampaikan wasiat dari KH. Ali Maksum.

“NU tidak boleh hanya besar di nama, tetapi harus besar dalam manfaat dan kehadiran secara nyata,” tegas KH. Mughni Labib.

Sementara itu, KH. Imam Hidayat, KetuaTanfidziyah PCNU Banyumas mempertegas dalam sikap yang lugas namun menggugah semangat para kader.

“NU harus hadir riil di tengah masyarakat, bukan hanya di atas kertas. Pengurus NU bukan artis, tapi pelayan umat yang nyata,” tutur KH. Imam Hidayat.

Ia menambahkan bahwa hasil Muskercab ini bukan sekadar notulensi, tapi harus menjadi denyut kerja kolektif yang berkelanjutan, karena Muskercab ini bukan akhir, tapi awal dari penguatan gerakan. Amanah para kiai harus diwujudkan dalam langkah yang terukur dan terarah.

Beberapa komisi memberikan catatan, usulan, dan saran secara resmi yang dituangkan dalam hasil sidang komisi. Komisi C mencatat sorotan penting tentang standarisasi organisasi. Tidak cukup hanya semangat, tetapi butuh sistem, etika, dan mekanisme agar pelayanan tak compang-camping.

Terkait dinamika internal, persoalan dualisme kepengurusan Muslimat NU disiapkan untuk dirampungkan dalam Rapat Cabang Desember.,

“Kita ingin selesai secara baik. Satu struktur saja yang sah, sesuai AD/ART dan arahan Ketum,” tambah Kiai Labib.

Masalah pendistribusian dana Lazisnu juga menjadi catatan kritis. Adanya penarikan dana dilapangan tanpa skema yang disepakati menjadi perhatian serius,

“Kalau ada kekurangan, bicarakan. Jangan main potong sendiri, gunakan aturan yang sudah ada dan diamanahkan,” kata Kiai Labib.

Sorotan strategis jelang rapat pleno penutupan Muskercab turut diarahkan pada Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto.

KH. Aksin, Wakil Rektor IV UNU dan juga Mukhtasyar PCNU Banyumas, menekankan bahwa UNU adalah milik bersama. SK-nya dari PBNU, tapi tanggung jawab membesarkan ada di keluarga besar NU Banyumas.

KH. Aksin juga mengingatkan bahwa dalam Muskercab II ini belum adanya pembahasan khusus soal UNU, padahal peran UNU sangat vital bagi masa depan kader intelektual NU. Ia mengajak seluruh struktur, dari ranting hingga cabang, untuk menyatukan hati dan daya, agar anak anal dari kader NU bisa dikuliahkan di UNU.

“Jika ada yang tak mampu, kita bantu lewat Lazisnu, atau donatur yang siap menjadi orang tua asuh,” kata KH. Aksin.

Pihaknya juga menyampaikan, insyaAllah, 25 tahun mendatang UNU Purwokerto akan menjadi harum dan membanggakan warga NU Banyumas, dan mudah-mudahan UNU semakin maju dengan dukungan keluarga besar Nahdlatul Ulama.

KH. Sudir, Ketua Panitia Muskercab II tahun 2025, kepada awak media menuturkan bahwa seluruh rangkaian acara terlaksana dengan lancar meski persiapan efektif hanya dua pekan.

Ketua PC LKKNU Banyumas, KH Qodir, menambahkan bahwa rangkaian Muskercab II turut diisi dengan khitanan massal bagi 15 anak dan pembagian 65 paket sembako, Penyuluhan keluarga maslahah, dan beragam layanan publik sebagai wujud NU yang hadir dalam denyut masyarakat

“Kegiatan ini terselenggara atas sinergi LKKNU, Klinik Kamandaka, Baznas, dan Yayasan Armuha. Ia mengapresiasi seluruh pengurus LKKNU yang telah berpartisipasi, seraya memohon keberkahan atas langkah kolaboratif ini,” ungkapnya.

KH. Mughni Labib menutup wawancara dengan pesan mendalam, “Musker jangan hanya didiskusikan, tapi dijawantahkan. Jadikan NU benar-benar bangkit dan membawa manfaat. Jangan berhenti di kertas, tapi hidup di perbuatan,” tutup Kiai Labib.

Red-HJ99/HI