Semarang, Harianjateng.com — Kementerian Agama Kabupaten Semarang menyelenggarakan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pendataan Profil Belajar Siswa (PBS) pada Selasa, 3 Juni 2025, bertempat di Griya Yodesiya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Kepala Madrasah RA, MI, MTs, dan MA se-Kabupaten Semarang.
BIMTEK ini bertujuan untuk mendorong percepatan pendataan Profil Belajar Siswa sebagai bagian dari komitmen Kemenag dalam membangun sistem pendidikan yang responsif, berbasis data, dan inklusif.
Dalam arahannya, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang mengungkapkan bahwa saat ini data sementara menunjukkan telah dilakukan pengisian PBS terhadap 244 siswa, dengan 177 siswa telah diverifikasi. “Terdapat kurang lebih sekitar 500 siswa madrasah di Kabupaten Semarang yang belum melakukan pendataan PBS. Target kami, seluruh pendataan dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan ke depan,” ujarnya.
BIMTEK ini juga memperkuat komitmen madrasah terhadap pendidikan inklusif. Hadir dalam kegiatan ini, Bunda Inklusi Kabupaten Semarang menyampaikan dukungan penuh dalam kegiatan tersebut dan menegaskan bahwa semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses pendidikan yang bermutu. Madrasah sebagai garda depan dalam penyelenggaraan Pendidikan di kementerian agama berkwajiban untuk membuka diri, melayani dan ‘ngopeni’ terhadap semua peserta didik dengan berbagai ragam kebutuhannya, sehingga tidak ada cerita salahsatu madrasah menutup akses belajar bagi anak berkebutuhan khusus dengan alasan apapun.
Dalam sambutanya bupati semarang menyampaikan dukungan penuh terhadap pendataan PDBK ini sehingga hasil pendataan dapat dipergunakan berbagai instansi yang terkait lainnya. Pemerintah daerah akan membuka diri untuk membentuk pokja inklusiyang akan menjadi forum lintas sectoral yang membawahi unit layanan disabilitas baik pemda, kementerian agama maupun Lembaga lainnya.
Sementara itu, Anis Masykhur, Kasubdit Pendidikan Vokasi dan Inklusi pada Direktorat KSKK Madrasah, menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong advokasi implementasi kebijakan pendidikan inklusif, termasuk melalui pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), penguatan kapasitas guru, serta pelatihan pengelolaan madrasah inklusif.
Dukungan teknis juga disampaikan oleh Pak Cipto dari program INOVASI, yang menjelaskan bahwa sistem pendataan peserta didik penyandang disabilitas mencakup jenjang kekhususan masing-masing anak dan akan berperan penting dalam pembangunan sistem informasi pendidikan inklusif Kemenag. “Data yang dikumpulkan akan dianalisis untuk penyusunan program yang mendukung peserta didik penyandang disabilitas, seperti penyediaan alat bantu, peningkatan kesiapan pendidik, serta pengembangan kurikulum yang sesuai,” jelasnya.
Instrumen utama yang digunakan dalam pendataan ini adalah Profil Belajar Siswa (PBS), sebuah alat asesmen yang dikembangkan sejak 2018. PBS menggunakan pendekatan fungsional untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar dan layanan peserta didik, dan dapat berfungsi sebagai alat skrining awal, terutama bagi satuan pendidikan yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan medis.
Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat, Supriyono, menyatakan bahwa Pokjawas (Kelompok Kerja Pengawas Madrasah) akan menjadi garda depan dalam mengawal proses pendataan ini dengan turun langsung ke madrasah binaan. “Kami, bersama FPMI Kabupaten Semarang, siap mendukung penuh agar pendataan PBS ini bisa terselesaikan secara tuntas dalam waktu satu bulan,” tegasnya.
Kegiatan BIMTEK ini menjadi langkah strategis dalam mempercepat pendataan siswa madrasah dan memperkuat implementasi pendidikan inklusif di Kabupaten Semarang. (Red-HS01).