Kota Kinabalu, Harianjateng.com – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) berkolaborasi dengan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) melaksanakan program pendampingan penyusunan modul ajar Bahasa Indonesia berdiferensiasi sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka. “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, serta mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di lingkungan sekolah” papar Ersila Devy Rinjani, M.Pd selaku sekprodi PGMI FAI UNwahas sekaligus ketua pelaksana, Rabu 4 September 2024.
Kegiatan pendampingan ini berlangsung selama dua hari, mulai dari tanggal 3 hingga 4 September 2024. Program ini diikuti oleh seluruh guru kelas yang mengampu Bahasa Indonesia di SIKK dan Community Learning Center (CLC) terdekat dengan melibatkan narasumber dari Instruktur nasional dan Fasilitator Sekolah&Guru Penggerak. Narasumber tersebut memberikan materi terkait prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan teknik penyusunan modul ajar yang inovatif.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sahyuddin, S.Pd., MA. TESOL menyatakan pentingnya program ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. “Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan guru-guru kita dapat lebih terampil dalam menyusun modul ajar yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan dan gaya belajar siswa. Hal ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran,” ujarnya.
Selama kegiatan, para peserta diberikan pelatihan intensif mengenai konsep pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan dengan perbedaan kemampuan, minat, dan kebutuhan siswa. Guru-guru juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di kelas masing-masing.
Salah satu guru peserta, Novian Budi Tama, S.Pd., mengungkapkan bahwa pendampingan ini sangat bermanfaat baginya. “Saya mendapatkan banyak wawasan baru tentang bagaimana menyusun modul ajar yang lebih fleksibel dan efektif. Dengan materi yang kami terima, saya merasa lebih siap untuk mengajar dengan pendekatan yang lebih personal dan sesuai dengan karakteristik siswa,” tuturnya.
Program ini diakhiri dengan sesi presentasi hasil penyusunan modul ajar oleh masing-masing kelompok guru. Setiap kelompok mempresentasikan modul ajar yang telah mereka susun, yang kemudian mendapat masukan dan evaluasi dari narasumber serta rekan-rekan guru lainnya. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SIKK, serta membekali para guru dengan keterampilan yang diperlukan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif.
Dengan selesainya program pendampingan ini, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kompetensi guru melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan serupa di masa mendatang. Harapannya, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan sesuai dengan potensi mereka masing-masing. (HJ33).