SEMARANG, Harianjateng.com – Semangat kemerdekaan yang membara di Desa Munding telah menginspirasi khazanah budaya; pagelaran reog yang menggabungkan tradisi dengan sentuhan modern. Kolaborasi antara Masyarakat Desa Munding dan Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) telah menghasilkan pertunjukkan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga melestarikan warisan budaya. Melalui reog, nilai-nilai luhur seperti gotong royong dan pelestarian lingkungan hidup juga diangkat. Penggunaan atribut ramah lingkungan dan promosi wisata berkelanjutan menjadi objektif dari pagelaran ini.
Lebih dari itu, pagelaran reog telah membuka peluang bagi pengembangan ekonomi kreatif di Desa Munding, seperti pengembangan paket wisata. Dengan demikian, reog tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Desa Munding, khususnya Dusun Cemanggal, menyimpan potensi budaya yang luar biasa.
Sayangnya, keterbatasan akses jalan dan kurangnya promosi membuat kekayaan budaya ini kurang dikenal Masyarakat luas. Padahal, dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif Masyarakat, desa ini dapat menjadi destinasi wisata budaya yang menarik dan berkontribusi pada pelestarian warisan budaya bangsa. Melalui peningkatan frekuensi pagelaran seni, Desa Munding dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam melestarikan dan mengembangkan potensi budaya lokal.
Dengan semangat yang membara, “Anak-anak di Desa Munding secara mandiri melatih tarian kuda blarak, reog, dan berbagai kesenian tradisional lainnya. Meski tanpa didampingi pelatih professional, mereka tetap bersemangat belajar melalui tutorial di YouTube,” Ujar Ketua Dusun Cemanggal, Juwanto.
Inisiatif ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan kreativitas anak-anak. Hadirnya generasi muda yang peduli terhadap budaya menjadi harapan baru bagi pelestarian seni tradisional di Desa Munding. Harapan ke depan, terdapat lebih banyak dukungan yang diberikan agar kegiatan ini dapat terus berkembang dan menginspirasi desa-desa lain.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (BEM FEB Undip), sebagai perguruan tinggi yang memiliki tanggung jawab sosial, telah menjalin kemitraan strategis dengan para kader Kebudayaan Desa Munding. Kolaborasi ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan seni tari tradisional di desa tersebut. Melalui program pelatihan yang intensif, mahasiswa BEM FEB Undip akan berbagi ilmu dan pengalaman kepada generasi muda Desa Munding sehingga mereka dapat menjadi pelestari dan pengembang budaya yang andal. Dengan demikian, diharapkan akan lahir generasi penerus yang mampu mewujudkan Desa Munding sebagai desa wisata budaya yang menarik dan berkelanjutan. (HJ33).