Mahasiswa Undip Manfaatkan Limbah Kulit Bawang Jadi POC dan Pestisida Sebagai Persiapan Desa Binaan

0
45
Penyerahan Produk Semprotan Anti Nyamuk Serai Kepada Kepala Desa Beji

Batang, Harianjateng.com – Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah (10/8/2024). Dalam Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Beji tentang pentingnya memanfaatkan limbah organik khususnya limbah kulit bawang merah dan putih, Syafiq Naufal Hersanto, mahasiswa Program Studi S1 Kimia yang tergabung dalam KKN Tim II Universitas Diponegoro (KKN Undip) mengadakan kegiatan pelatihan dengan tema “Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Pestisida Organik dari Limbah Kulit Bawang” untuk ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terutama kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Beji. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengubah limbah kulit bawang merah dan putih menjadi pupuk organik cair (POC) dan pestisida organik yang ramah lingkungan.

Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 10 Agustus 2024 di Aula Balai Desa Beji didukung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bellia Cahya Putri, S.T., M.T. sebagai program kerja monodisiplin. Ibu-ibu dari beberapa RT menghadiri kegiatan tersebut dengan antusias dan bersemangat layaknya kawula muda. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Desa Beji, Bapak Kusaeri dan beberapa perangkat desa yang menemani dalam keberjalanan kegiatan tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh 24 orang perwakilan Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Pestisida Organik dari Limbah Kulit Bawang” untuk ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Peserta yang hadir mengikuti sesi pengenalan tentang pupuk organik cair (POC) dan pestisida, Mahasiswa KKN Undip menyampaikan penjelasan mengenai sifat kulit bawang dan kandungan yang terdapat pada kulit bawang sehingga cocok untuk dijadikan sebagai pupuk organik cair (POC) dan pestisida. Dalam pemaparannya Syafiq Naufal menjelaskan bahwa kulit bawang memiliki sifat kaya akan nutrisi, mengandung antioksidan, memiliki sifat mikroba, dan ramah lingkungan. Sifat yang dimiliki limbah kulit bawang tersebut terbentuk karena adanya kandungan nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, asam amino, dan antioksidan.

Mahasiswa Undip juga melaksanakan demonstrasi pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pestisida dari kulit bawang merah dan putih. Sebelumnya Syafiq Naufal telah menjelaskan bahwa terdapat dua metode perendaman atau maserasi dan fermentasi. Metode maserasi adalah proses bahan organik hanya direndam dengan menggunakan air untuk mengekstrak nutrisi. Sedangkan metode fermentasi adalah proses mikroorganisme seperti bakteri dan ragi menguraikan bahan organik. Metode maserasi hanya menggunakan air biasa saja sedangkan metode fermentasi menggunakan air sisa cucian beras yang kaya akan nutrisi penting, seperti vitamin B, zat besi, fosfor, dan mineral lainnya yang membantu pertumbuhan tanaman. Metode fermentasi juga membutuhkan air gula sebagai sumber makanan untuk bakteri dalam melakukan proses metabolisme. Produk yang dihasilkan dari fermentasi memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan dengan produk hasil maserasi.

Proses pembuatan POC dengan metode perendaman atau maserasi cukup mudah dan ringkas, yaitu hanya dengan memasukkan limbah kulit bawang merah dan putih ke dalam wadah seperti botol bekas lalu menambahkannya dengan air hingga hampir penuh kemudian dibiarkan terjadinya perendaman selama 1-7 hari. Metode yang dipilih oleh mahasiswa adalah perendaman atau maserasi yang mana proses tersebut hanya membutuhkan bahan air dan limbah kulit bawang saja sehingga sangat mudah untuk dilakukan. Setelah proses perendaman atau maserasi berlangsung selesai, larutan tersebut disaring dan dapat diaplikasikan atau digunakan sebagai pupuk organik cair (POC) dan pestisida yang ramah lingkungan.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan hingga terdapat beberapa peserta yang mencatat substansi materi. Diskusi dalam kegiatan ini juga aktif dengan banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan terkait dengan metode maserasi dan fermentasi atau cara penggunaan pupuk organik cair (POC) yang baik bagi tanaman. Presenter juga menyampaikan pentingnya keberlanjutan dalam program ini. Ia juga mengajak kepada peserta yang hadir untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pengetahuan yang telah didapatkan kepada masyarakat lainnya khususnya di wilayah mereka masing-masing. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam persiapan sebagai desa binaan yang akan dijalani di tahun mendatang. Selain menjadi bekal bagi ibu-ibu PKK, kegiatan ini juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan limbah organik rumah tangga untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna dan menjaga kelestarian lingkungan dengan menggunakan pestisida organik. Ibu-ibu di wilayah Desa Beji yang mengikuti kegiatan ini juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi penumpukan limbah organik dan penggunaan pestisida kimia. (HJ33).