MUI Eks Karesidenan Semarang Ziarah ke Makam KH. Achmad Abdul Chamid Kendal

0
119

Kendal, Harianjateng.com – Perwakilan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUai) se-Eks Karesidenan Semarang melakukan ziarah ke makam tokoh MUI Jawa Tengah, KH. Achmad Abdul Chamid yang juga salah satu perintis Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kendal, Minggu (7/9/2025) di Makam Grabag Langenharjo Kendal, Jawa Tengah.

Acara ziarah merupakan rangkaian dari kegiatan halaqah MUI se-Eks Karesidenan Semarang yang diselenggarakan di Tirto Arum Baru Kendal selama dua hari, yaitu tanggal 6-7 September 2025.

Ketua MUI Kabupaten Kendal, KH Asroi Thohir dalam kegiatan tersebut menceritakan sosok dan kiprah KH. Achmad Abdul Chamid saat masih hidup. Banyak hal yang sudah dilakukan untuk pengabdiannya kepada masyarakat.

“Nama Achmad diambil dari kakeknya yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan menikah dengan seorang gadis asal Kaliwungu. Sedangkan nama Abdul Chamid berasal dari ayahnya yang pernah menimba ilmu di Mekkah bersama seorang ulama bernama Abdul Chamid dari Kudus. Jadi, yang benar ayah KH. Achmad Abdul Chamid berasal dari Kendal, bukan dari Kudus. Keduanya sama-sama alim dan dikenal sebagai penulis kitab,” ungkapnya KH. Asroi Tohir.

Ia juga menyampaikan, KH. Achmad Abdul Chamid dikenal sebagai Jenderal Khaul. Beliau selalu hadir di setiap khaul ulama tanpa mau dijemput. Beliau juga rajin menyimpan arsip, mendokumentasikan sejarah, dan menjalin silaturahmi dengan banyak kalangan, termasuk pejabat pemerintah.

KH Asroi Tohir mengungkapkan, bahwa empati sosial KH. Achmad Abdul Chamid sangat tinggi, beliau sering berbelanja bunga di pasar, bukan karena perlu banyak, tapi ingin berbagi rezeki kepada para pedagang. Sikap sederhana dan kepeduliannya inilah yang patut diteladani.

Wakil Sekretaris MUI Jawa Tengah, Dr. KH. M. Syarifudin menilai, kegiatan yang ia ikuti di Kendal sarat makna. Selain halaqoh, dirinya juga berkesempatan ziarah ke makam KH. Achmad Abdul Chamid yang juga tokoh MUI Jawa Tengah.

Ia juga menegaskan, tradisi ziarah ulama perlu dilestarikan, karena ini bagian dari shirotolladzina an’amta alaihim, meneladani jalan para orang saleh.

“Tradisi ziarah ulama harus dilestarikan, karena kita perlu meneladani orang-orang saleh. Kebaikan KH. Achmad Abdul Chamid yang konsisten hingga akhir hayat adalah teladan sejati yang harus kita ikuti,” tutur Dr. KH. M. Syarifudin.

Kegiatan ziarah diawali dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur’an KH. Idris Noor, dan doa penutup oleh KH. Ali Chasan Umar.

Red-HJ99/HR