TEMANGGUNG, Harianjateng.com – Air mata Bupati Temanggung, Agus Setyawan menetes kala para eks Narapidana Terorisme (Napiter) bersama-sama mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Luapan emosional tersebut pecah tatkala momentum peringatan Hari Lahir Pancasila di Pendopo Pengayoman pada Minggu (1/6) siang.
Sesekali, ia mengangkat kacamata yang dikenakannya untuk menyeka air mata yang jatuh tak tertahan. Deklarasi lantang yang diucapkan oleh sepuluh orang bekas jaringan Jemaah Islamiyah (JI) wilayah Kabupaten Temanggung itu, terasa begitu menusuk relung hati mendalamnya. Mereka adalah Tatak Lusiyantoro, Lutfi Syarifudin, Ustad M. Latifun, Abdul Wahid, Kabul, Sarwani, Sohibul, Imadudin, Iwan Laeli, serta Harsadik.
Rasa nasionalisme dan cinta tanah air yang merasuki jiwanya, menjadi alasan mengapa dirinya begitu merasa terharu. Putera-putera terbaik asal Temanggung yang pernah jatuh dalam pelukan paham Khilafah, kini telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Enam sumpah yang mereka ikrarkan adalah Kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, setia pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara, siap memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Lalu menolak segala bentuk kekerasan yang bertentangan nilai-nilai agama dan ikebangsaan, tidak akan terlibat lagi dalam segala bentuk aktifitas yang akan memecah belah anak bangsa, dan siap bekerjasama dan terlibat aktif dalam program pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Temanggung.
“Inilah momentum untuk mengingat kembali sejarah berdirinya Pancasila sebagai dasar negara, jiwa bangsa dan pedoman hidup bersama. Sebagai anak bangsa yang harus berdiri di atas keberagaman demi terwujudnya persatuan dan kesatuan,” jelasnya.
Sumpah setia terhadap NKRI tersebut, terikrar kala digelarnya Diskusi Publik dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang mengusung tema “Temanggung Untuk Semua: Di Bawah Naungan Pancasila, Dari Temanggung Untuk Indonesia”.
Ratusan peserta sendiri hadir dalam dialog tersebut. Mereka berasal dari berbagai unsur elemen, baik tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh agama, organisasi keagamaan, hingga para pelajar dan mahasiswa.
Agus meminta seluruh warga masyarakat untuk senantiasa menghormati segala perbedaan demi dapat bersama-sama membangun Kabupaten Temanggung yang lebih baik ke depan.
“Seluruh lapisan masyarakat harus bergandengan tangan dengan memegang teguh nilai-nilai luhur yang termaktub dalam Pancasila. Semua karena rasa cinta mendalam kita terhadap NKRI,” imbuhnya.
Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi yang hadir sebagai pembicara, mengaku sangat terharu atas deklarasi yang telah dilakukan oleh para eks Napiter asal Kabupaten Temanggung.
Dijelaskan, Pancasila sebenarnya memiliki akar sejarah tersendiri yang bertentangan dengan paham Jemaah Islamiyah.
Padahal, pada zaman dahulu, Rasulullah (Nabi Muhammad SAW-red), telah merumuskan Perjanjian Madinah atau Shahifatul Madinah, demi menjaga hak dan kewajiban seluruh warga negara.
Begitu juga kerangka besar Pancasila adalah untuk memayungi semua perbedaan, dan penghargaan atas harkat martabat individu. Pancasila juga menjadi jembatan penghubung dan penaung seluruh warga negara Indonesia.
“Semua sudah ada takdirnya sendiri-sendiri. Rasulullah pun sudah sejak dahulu menjunjung tinggi toleransi. Tidak ada gunanya berdebat tentang dalil dan tafsir kitab suci masing-masing, berarti kita menjadikan Tuhan sebagai objek sengketa,” bebernya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Wonosobo, M.Ulil Albab Djalaludin, menyebut banyak literasi dan sumber bacaan apabila seseorang ingin memiliki paham moderat dalam mengawal NKRI. Dirinya juga berpesan agar tidak ada lagi pihak yang coba mengkhianati Pancasila. dan terus menjaga api nasionalisme.
“Sistem Khilafah bukan produk Alquran maupun ajaran Nabi Muhammad SAW. Indonesia bukan tempatnya sistem tersebut. Demokrasi sudah sesuai dengan ajaran Islam. Pancasila juga sudah final,” tegasnya.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Dosen INISNU Temanggung, Hamidulloh Ibda tersebut, juga turut diserahkan bantuan modal usaha sebesar Rp30.000.000 bagi 10 orang eks Napiter tersebut. (Red-HJ33/Heri/Rls).