Semarang, Harianjateng.com – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu guru SD Negeri Sambiroto 02 Kota Semarang Ibu Chitra Sintarani melakukan terobosan dengan menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi menggunakan media inovatif bernama “Dio Jajar Kanan” terintegrasi Q-EVA. Media ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), khususnya terkait materi jaring-jaring makanan.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi pendekatan yang semakin diperhatikan karena dapat menyesuaikan kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Guru kelas VB, Chitra Sintarani, S.Pd., yang juga penggagas inovasi ini, menjelaskan bahwa “Dio Jajar Kanan” hadir sebagai solusi atas tantangan pembelajaran di era digital. Dengan mengintegrasikan teknologi Q-EVA (Qrcode, E-book, Video Pembelajaran, dan Online Assessment), media ini mendorong siswa untuk lebih aktif, kritis, dan berkolaborasi dalam proses pembelajaran.
Chitra Sintarani menjelaskan bahwa literasi sains dan kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia masih memerlukan perhatian. Berdasarkan data PISA 2022, skor literasi sains siswa Indonesia berada pada angka 383, jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang mencapai 483-488. “Melalui media ini, siswa tak hanya sekadar belajar teori, tapi juga memahami konsep ekosistem dan interaksi antar makhluk hidup dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami,” ujarnya, 9 Oktober 2024.
Media “Dio Jajar Kanan” merupakan diorama interaktif yang berisi miniatur tumbuhan dan hewan dari empat ekosistem yang berbeda: padang rumput, hutan, gurun, dan laut. Siswa diminta untuk menyusun jaring-jaring makanan dari komponen-komponen tersebut, sehingga mereka belajar untuk berpikir kritis dalam menganalisis hubungan antar makhluk hidup. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok, sehingga keterampilan kolaboratif mereka turut berkembang.
Sebelum penerapan media ini, SD Negeri Sambiroto 02 menghadapi tantangan rendahnya hasil belajar siswa. Data pendidikan sekolah menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada tahun 2023 hanya mencapai angka 54,25, sementara keterampilan kolaborasi atau gotong royong berada di angka 56,94. Setelah mengimplementasikan “Dio Jajar Kanan”, angka tersebut meningkat secara signifikan. Rata-rata nilai siswa dalam penilaian akhir semester mencapai 92, dan partisipasi aktif siswa dalam diskusi dan kerja tim terlihat lebih menonjol.
Yang membuat “Dio Jajar Kanan” istimewa adalah integrasinya dengan berbagai alat digital. Setiap miniatur yang digunakan dalam diorama dilengkapi dengan QR code yang mengarahkan siswa ke video pembelajaran, e-book, atau kuis interaktif. Melalui teknologi ini, siswa dapat mengeksplorasi materi lebih dalam dan berlatih menjawab soal melalui live worksheet serta kuis online.
Chitra menambahkan bahwa pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, tetapi juga menyediakan akses yang lebih luas untuk belajar mandiri. “Siswa dapat mengulang pelajaran di rumah dengan hanya memindai QR code. Ini memudahkan mereka untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman,” jelasnya.
Kepala sekolah SD Negeri Sambiroto 02, Ibu Rusiawati, S.Pd. SD. sangat mendukung inovasi ini. Menurutnya, pembelajaran berdiferensiasi yang menggunakan media seperti “Dio Jajar Kanan” tidak hanya meningkatkan hasil belajar akademik, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. “Kami berharap metode ini dapat menjadi contoh praktik baik bagi guru-guru dan sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Inovasi ini juga sudah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Alat peraga ini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang lebih mendalam dan aplikatif, sejalan dengan tuntutan Kurikulum Merdeka.
Melalui inovasi ini, Chitra Sintarani terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, sekaligus menjadi pionir dalam penggunaan media pembelajaran yang interaktif dan terintegrasi dengan teknologi. Suksesnya penerapan “Dio Jajar Kanan” terintegrasi Q-EVA diharapkan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi pendekatan yang serupa demi kemajuan pendidikan di Indonesia. (HJ33).