Boyolali, Harianjateng.com – Sebagai usaha untuk meminimalisir kasus perundungan di sekolah, Nabila Hanna Inayah, mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP menyusun program inisiatif anti-perundungan dengan judul ‘Kekancan’. Program ini dilaksanakan bersamaan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SDN 02 Ngleses, Boyolali.
Jika merujuk kepada tugas perkembangan erik erikson, anak berusia 6-11 tahun masuk kedalam tahap perkembangan industry vs inferiority. Dalam periode ini, kehidupan sosial menjadi faktor yang krusial dalam menentukan apakah anak mampu memenuhi tugas perkembangannya. Atas dasar teoritis tersebut, mahasiswa memutuskan untuk menyusun program dengan tujuan untuk mengurangi tindak perundungan dan meningkatkan kemampuan relationship building siswa kelas 1 hingga kelas 6.
Sebelum diajak untuk belajar ‘kekancan’, 31 siswa mengikuti game session sebagai pemanasan sebelum masuk ke kelas. Di dalam kelas, siswa mendapatkan material session yang mencakup konsep perundungan, bentuk bentuk perundungan, serta sikap siswa untuk mencegah serta menangani perundungan. Semua media pembelajaran yang ada telah disesuaikan dengan level pemahaman kognitif siswa. Pembelajaran dilakukan dengan prinsip interaktif dimana setiap siswa diberikan ruang untuk bertanya dan berpendapat.
Selain mendengarkan pemaparan materi, siswa juga diajak untuk menonton film animasi. Siswa kemudian bersama sama mengidentifikasi tiga peran penting yakni pelaku, korban, dan saksi dalam kasus yang ditampilkan. Proses ini sangat penting bagi anak untuk dapat mengenali bagaimana perundungan terjadi dalam kehidupan nyata dan langkah apa yang harus diambil oleh setiap tokoh yang ada. Sebagai penutup, siswa diajak untuk berpartisipasi dalam kuis yang disusun untuk menguji pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan.
Rangkaian program ini menuai respons positif baik dari guru maupun siswa. Guru menyadari pentingnya materi yang disampaikan sebagai pondasi dasar siswa dalam menjalin relasi sosial dengan teman sebayanya. Siswa juga menikmati proses belajar yang menyenangkan dan interaktif. Harapannya, pesan pesan yang siswa dapat dari program ini dapat terinternalisasi dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sosial setiap harinya. Dalam jangka panjang, hasil internalisasi ini diharapkan dapat mengurangi kasus perundangan yang ada di SDN 02 Ngleses. (HJ33).