Grobogan, Harianjateng.com – Mahasiswa Grobogan terkesima dengan sosok pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lafran Pane.
Setelah nonton bareng film LAFRAN yang digelar Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Grobogan di New Star Cineplex Ultima Purwodadi, Minggu (7/7/2024), mahasiswa Grobogan belajar hikmah dari perjalanan Lafran Pane dalam menemukan idealismenya.
Anandika yang merupakan pengurus BEM Universitas Annur mengapresiasi kegiatan nobar film LAFRAN tersebut. Tokoh pendiri HMI itu merupakan pahlawan nasional.
Mengulas film LAFRAN, yang paling berkesan untuk Dika adalah pergolakan Lafran untuk menyatukan mahasiswa Islam di awal kemerdekaan.
“Jadi kesannya kaya kita diberi tahu awal mula Lafran kecil yang sering bolos sekolah, kemudian bertemu dengan Adam Malik dan konflik bermula saat kedatangan penjajah, dia pun belajar di Jakarta mengikuti kakak-kakaknya untuk menemukan jati diri,” ujar Dika.
Mahasiswa Grobogan ini belajar dari idealisme Lafran pendiri HMI yang ingin Islam itu bersatu, jangan berselisih pada hal-hal yang bukan akidah.
“Menurutku keren sih, terinspirasi dari agama Islam yang banyak golongannya. Lafran ingin kalau Islam ya Islam aja, nggak perlu ada perbedaan. Kalau ada Yasinan ya hargai, kalua ada doa qunut ya dihargai. Lafran ingin nggak ada perselisihan di Islam, khususnya Indonesia. Kemudian mulai dari itu dia berkeinginan membentuk HMI,” jelas Dika.
Menurut Dika, review film biopic pendiri HMI itu bagus untuk untuk memperkaya kahazanah nasionalisme.
“Menurutku film bagus, apalagi ini film tentang nasionalis. Menurutku yang kurang cuma pas manajemen koflik doang sih, kurang greget saja, tapi selebihnya keren,” kata dia.
Ratusan penonton menonton film LAFRAN, yang terdiri dari kader dan alumni HMI, Badan Eksekutif Mahasiswa dan Pengurus OSIS SMA di Purwodadi.
Koordinator Presidium MD KAHMI Grobogan, Amin Rois menerangkan Film LAFRAN menceritakan perjuangan dalam mendirikan HMI dan mempertinggi derajat rakyat saat itu.
Ia tak ingin perjuangan Lafran Pane dilupakan oleh generasi penerus, terutama yang saat ini berjuang dalam kancah politik.
“Film ini mengingatkan kita semua agar tidak hanya berambisi berkuasa tapi melupakan perjuangan dan cita-cita para pendiri bangsa. Jadi para elit jangan mengkhianati para pendiri bangsa,” katanya.
Amin juga berharap film ini memberi inspirasi kepada penonton, terutama kawula muda, agar mengikuti jejak Lafran Pane.
“Semoga bisa menjadi inspirasi semua, baik kepada tokoh masyarakat maupun pemuda dalam mewujudkan negara yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur,” ujarnya.
Film LAFRAN diproduksi oleh Majelis Nasional KAHMI dengan berkolaborasi Reborn Initiative dan Radepa Studio.
Secara garis besar, film ini menceritakan perjuangan Lafran Pane dalam mendirikan HMI pada 5 Februari 1947 silam.
HMI lahir sebagai ikhtiar memperbaiki kondisi masyarakat yang limbung dalam kehidupan bernegara dan beragama.
Apalagi saat itu, masyarakat masih banyak yang terjebak dalam kejumudan dan belum berkesadaran untuk memperbaiki kehidupan pasca kemerdekaan.
Sosok Lafran Pane dalam film diperankan oleh aktor papan atas, Dimas Anggara. Film ini juga dibintangi oleh aktor senior Mathias Muchus.
Nama-nama kondang seperti Ariyo Wahab, Lala Karmela, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno, Farandika hingga Nabil Lunggana juga ikut menjadi pemeran utama. (HJ33).